Minggu, 28 Juli 2013

Rumah Sakit


RSU Liun Kendage Tahuna
Sejarah Singkat
 Rumah Sakit Umum Daerah Liunkendage Tahuna dibangun oleh Pemerintah Belanda tahun 1928 dengan satu ruangan poliklinik dan satu bangsal perawatan. Kemudian rumah sakit diperluas dan diberi nama Rumah Sakit Liunkendage Tahuna yang artinya “ Kasih Yang Tak Berkesudahan “ yang dijabarkan dalam pelayanan berdasarkan kasih. Pada tahun 1950 diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, dan tahun 1971 dikembalikan lagi ke nama semula yaitu Rumah Sakit Liunkendage Tahuna. Kemudian melalui SK. Menteri Kesehatan Nomor : 188/MENKES/SK/II/1993 dan berdasarkan analisis organisasi menyatakan bahwa fasilitas kemampuan RSUD Liunkendage Tahuna memenuhi persyaratan menjadi sebuah RSU Kelas C.

 Karena rumah sakit ini berada di bawah bukit (pernah terjadi longsor berat) pada tahun 1960 dan tahun 1996, maka Pemerintah Daerah memindahkan lokasinya di atas lahan yang baru. Setelah melalui 8 (delapan) tahap pembangunan, maka pada tanggal 18 Mei 2004 gedung dan fasilitas pelayanan diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Drs. A. J. Sondakh.

Perguruan Tinggi


  
   POLITEKNIK NUSA UTARA (POLNUSTAR)
   AKADEMI KEUANGAN DAN PERBANKAN GMIST TAHUNA

Pertambangan


Kabupaten Kepulauan Sangihe mempunyai potensi bahan tambang yang belum sepenuhnya dikelola dan diusahakan. Lokasi Cadangan Barang Tambang di Kabupaten Kepulauan Sangihe dapat dilihat pada Peta Pertambangan di bawah ini :

Industri Kecil


1. Emping Melinjo
 Lokasi   Unit Usaha Tenaga kerja Nilai Investas  Kapasitas/thnNilai ProduksiNilai bahan baku
 Kmp. Kauhis 20 unit 35 orang Rp 5.000.000 4.500 Rp 90.000.000 Rp 30.375.000
 Kmp.Menggawa 10 14 Rp 2.500.000 2.250 Rp 45.000.000 Rp 15.275.000

2. Tepung Sagu
  
 Lokasi   Unit Usaha Tenaga kerja Nilai Investas  Kapasitas/thnNilai ProduksiNilai bahan baku
 Kpg. Bowongkulu 6 unit 10 orang Rp 10.250.000 9.334 Rp 23.336.000 Rp 7.000.000

Pertanian & Perkebunan


PERTANIAN
     Sektor pertanian memegang peran penting dalam menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, terutama meningkatkan taraf hidup petani sebagai kelompok masyarakat yang terbesar serta mendukung pertumbuhan industri. Pembangunan pertanian dalam arti luas mencakup pembangunan tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Untuk menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi peranan sektor pertanian adalah meningkatkan pendapatan sebagian besar masyarakat yaitu petani, meningkatkan produksi dan nilai tambah, memperluas kesempatan kerja, mengentaskan penduduk dari kemiskinan, mengurangi kesenjangan pendapatan antar daerah dan antar golongan masyarakat, serta dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
Pertanian Tanaman Pangan :
1. Bahan Pangan Lokal
  Tanaman sagu adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh di daerah Kepuluan Sangihe. Tanaman sagu ini selain memperkuat ketahanan pangan daerah juga diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat perajin yang mengolahnya.  Tanaman sagu ini memiliki dua jenis Yaitu :
    1.    Jenis tanaman sagu batangnya berduri (sagu Duri)
    2.    Jenis tanaman sagu batangnya tidak berduri (sagu baruk)
    Pada tahun 2001 tumbuh pada lahan dengan luas areal 3042 Ha, luas panen sekitar 2985 Ha dengan produksinya 14.957 Ton ( Anonimus 2001 dalam V. J. Sede 2003 ). Pada tahun 2004 di daerah Tabukan Tengah ditanam oleh kelompok tani seluas 25 Ha dan pada tahun 2005 didaerah Manganitu ditanam seluas 25 Ha (Sumber : Dinas Pertanian Kepl. Sangihe 2008).  Sampai dengan tahun 2010 luas areal tanaman sagu secara keseluruhan di kepulauan Sangihe 398,5 Ha dengan produksi 713 ,14 dan tersebar di 15 kecamatan.

2. Dalugha
    Selain sagu tanaman umbi-umbian yang lain, seperti talas, ubi jalar, ubi kayu  juga merupakan komoditi alternatif untuk kebutuhan pangan di daerah ini, dari data yang ada produksi umbi-umbian Kabupaten Kepulauan Sangihe sebesar 13.309 ton,  serta produksi sagu sebesar 2000 ton. Selain itu juga dikembangkan tanaman sayuran dan buah-buahan yang pengembangannya disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim yang ada di daerah ini.
Penyebaran produksi padi di Kabupaten Kepulauan Sangihe seluruhnya dihasilkan melalui padi ladang yang terkonsentrasi pada empat kecamatan. Lahan sawah terluas berada di Tabukan Utara, Manganitu Selatan, Tamako dan Tabukan Selatan Tengah yang keseluruhan mempunyai luas 110 ha dengan produksi mencapai 435.50 ton. Kondisi ini menggambarkan bahwa pengembangan padi ladang di Kabupaten Kepulauan Sangihe cukup berhasil jika dilihat dari produktifitasnya.
3. Sayur-Sayuran dan Holtikura Lainnya
    Sayur-sayuran yang umumnya dikonsumsi oleh masyarakat Kab. Sangihe adalah sebagai berikut :
-  Produksi lokal : daun melinjo (sakede), paku (jenis pakis), rebung, jantung pisang, terong, papare, daun/bunga pepaya, daun singkong, gedi, luhu, kangkung, Mentimun, bayam
-  Produksi luar daerah (Manado) : wortel, buncis, kentang, Pitsae, caesin, kol.
Untuk jenis rempah-rempah yaitu, rica, tomat, b awang merah, bawang putih, dau n bawang; sebagian besar masih didatangkan dari Manado walaupun ada beberapa jenis yang merupakan produksi lokal (tomat, rica) namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Berdasarkan data yang ada, lahan demikian untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah  seluas 6.266,81 Ha, dan potensi untuk pengembangan lahan basah  irigasi seluas 188 Ha, dan untuk lahan kering potensi untuk pengembangan seluas 5.446 Ha.  Data 2010 untuk potensi padi sawah sebesar 435,50 ton dengan rata-rata produksi 3,50 ton / ha, selain itu kawasan ini juga potensial untuk pengembangan tanaman jagung, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, dan potensi alami sagu, serta sayur-sayuran dan buah-buahan terutama yang mempunyai prospek cerah untuk pengembangannya seperti buah nanka, melinjo, kedondong, dan nenas. Khusus umbi-umbian sampai dengan tahun 2010 tercatat data proyeksi mencapai 14.309 ton.
*Tabel Jumlah Produksi Tanaman Palawija*
Tahun Produksi (Ton)
  Talas   Kacang Tanah   Kacang Hijau   Kedelai   Ubi Jalar   Ubi Kayu 
 Jumlah Tahun 20101713.2 2458 14213 1231 2461 3948
 Jumlah Tahun 20091713.2 2458.45 14213.3 1230.8 2460.8 3948
 Jumlah Tahun 20081713.2 2458.45 14213.3 1230.8 2460.8 3948
*Tabel Produksi Tanaman Sayur-Sayuran*
JumlahProduksi (Ton)
  Cabe Kacang Panjang   Kangkung   Ktimun  Terung  Bayam 
 Tahun 2010 1308.411823 11142 879 1035 1380
 Tahun 2009 1910.351910.95 12360.8 940.8 1529.55 1783.7
 Tahun 2008 1910.351910.95 12360.8 940.8 1529.55 1783,7
*Tabel Produksi Buah-buahan*
Jumlah Produksi (Ton)
  Langsat  Durian Pepaya Pisang  Salak   Mangga 
 Tahun 2010 7854.684712 12216 19658 72 5810
 Tahun 2009 7959.484714.73 12218.75 19660.22 73.4 5805.73
 Tahun 2008 9996.936755.83 17778.15 29175.1 2.1 7273.53

PERKEBUNAN
    Komoditas perkebunan unggulan di Kab. Kepl. Sangihe adalah Pala, Kelapa, Cengkih.  Pala dengan nama ilmiah ”Mirystica fragrans”, kelapa ”Cocos nucifera”, cengkih ”Eugenia aromatica”.  Persentase luas areal perkebunan rakyat masing-masing : pala 13,24; cengkih 14,10 dan kelapa 72,66.
Walaupun pengembangan areal kurang memungkinkan oleh karena lahan yang tersedia sudah terbatas, namun produksi kelapa, cengkeh dan pala merupakan andalan  perekonomian rakyat untuk daerah ini.
Dari luas areal tanaman kelapa 19.947,55 ha mampu berproduksi 22.470,15 ton, potensi produksi turunan : batang kelapa 89,209M³ per tahun, tempurung 17.737 ton, sabut 35.475 ton, air kelapa 26.606 liter, populasi tanaman kelapa 90-160 pohon per ha.
    Untuk areal tanaman pala 3.644,90 ha dengan produksi biji 2.670,32  ton, potensi produk turunan : fully 266,50 Ton, daging buah 7,995,15 ton. Luas areal tanaman cengkih 3.869,75 ha dengan produksi 286,04  ton. Potensi produksi turunan (tangkai dan daun untuk menjadi minyak atsuri) : 394 ton.  Disamping tiga komoditas unggulan tersebut telah diusahakan pengembangan komoditas lain seperti panili dengan  luas areal 35,75 Ha.
*Tabel Jumlah Produksi, Luas Areal Tanaman Perkebunan*
Jumlah Tanaman Kelapa
  Luas Area (Ha)   Produksi (Ton) 
 Tahun 2010   1958122178
 Tahun 2009   14602.08 19444.23
 Tahun 2008   18624.57 12813.96
 Tanaman Cengkih
Tahun 2010 4390.05 2089
 Tahun 20094291.6 1612.42
 Tahun 2008 4757.8162.68
 Tanaman Pala
 Tahun 2010 3670.35 4670
 Tahun 2009 2537.20 2399.08
 Tahun 2008 3839.64 1475.11
 *Sumber Data Profile Sangihe 2011

Potensi Perikanan dan Kelautan


        94 % wilayah Kepulauan Sangihe adalah laut, maka potensi sumberdaya kelautan mempunyai prospek yang sangat diandalkan dimasa depan. Potensi lestari sumber daya kelautan dan perikanan sebesar 34.000 ton/tahun dan yang baru dimanfaatkan baru  berkisar   14,4 %.  Berbagai jenis ikan hasil tangkapan seperti tuna, cakalang, ikan terbang, layang, kakap, kerapu, hiu. Selain bidang perikanan tangkap, luasan laut tersebut juga berpotensi bagi pengembangan kegiatan budidaya laut seperti Rumput laut seluas + 250 Ha, dan Budidaya Ikan laut seluas + 346 Ha untuk komoditi Kerapu, Kakap, Kuwe,Lobster dan budidaya teripang laut.
Selain itu perairan wilayah ini mengandung berbagai biota langka aneka jenis baik sudah dikenal (Ikan Napoleon, beragam ikan Hias) maupun jenis yang baru di temukan. 
Dengan luas wilayah laut yang cukup besar, memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang cukup besar pula;
Terkait dengan karakteristik alam yang spesifik, maka terdapat peluang pengembangan obyek wisata bahari yang sangat beragam.
         Sangat banyak lokasi yang potensial untuk pengembangan sebagai kawasan budidaya (Minapolitan), kawasan penangkapan, kawasan konservasi  ekosistem terumbu karang, juga sangat ideal sebagai destinasi pariwisata bawah laut dan pesisir.
Kerja sama dengan Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara telah terwujud sejak tahun 2005, khususnya dalam pengoperasian sarana/prasarana Pelabuhan Perikanan Dagho. Kerjasama tersebut difokuskan pada pemberian kewenangan pengelolaan pelabuhan perikanan Dagho dari Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara kepada Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe selama 25 tahun sesuai MOU yang ditandatangani bersama pada tanggal 8 Agutus 2005. Ditegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe diberikan keleluasaan untuk mengembangkan sarana tersebut, termasuk mempercayakan kepada pihak ketiga/investor selama kurun waktu dimaksud. Namun khusus biaya rutin kepegawaian tetap masih dalam tanggungjawab pembiayaan Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara. Selanjutnya melalui Keputusan Bupati Nomor 160 tahun 2008 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Sangihe ditunjuk selaku pelaksana teknis pengelola Pelabuhan Perikanan tersebut.
         Sampai saat ini pengelolaan sarana/prasarana Pelabuhan Perikanan Dagho belum memberikan hasil yang memuaskan dalam upaya mewujudkan Pelabuhan Dagho sebagai sentra pengembangan perikanan. Hal ini disebabkan antara lain biaya rutin kepegawaian dan status kepemilikan aset tetap masih dalam tanggungjawab pembiayaan Pemerintah Propinsi Sulawesi Utara, disamping fasilitas pendukung yang ada umumnya sudah rusak serta kurangnya SDM pengelola.
Kendala utama di bidang perikanan dan kelautan di Tahun 2011 yaitu : keterbatasan dana, keterlibatan pihak swasta masih belum nampak, pengawasan keamanan di laut masih kurang sehingga menyebabkan “illegal fishing” dan ciutnya nyali nelayan untuk melaut pada daerah yang jauh.
#Tabel Produksi Hasil Perikanan
No. Kecamatan Produksi Perikanan Laut (Ton)
 Cakalang/Tuna    Tenggiri      Kakap     Kembung     Tembang     Ikan Kecil     Ikan Besar  
 1.Tatoareng  -- - - - - -
 2.Manganitu Selatan  -- - - - - -
 3.Tamako8-1 1 -119 277
 4.Manganitu  247,9-- - - 300,28 -
 5.Tahuna Timur 214 12,6 2,9 6,2 19 90,2 54,4
 6.Tahuna 58 9 18 33 15 7 0,5
 7.Tahuna Barat 17,15 5,03 - - - 108,14 0,05
 8.Kendahe 0,5 -- - - 2,05 1,05
 9.Tabukan Utara 27 - 1 199 - 147 30
 10.Nusa Tabukan  7600 -- 3700 5500 - 9300
 11.Tabukan Tengah 15,5 - - - - 6,7 2
 12.Tabukan Selatan - - - - - - -
 13.Tabukan Selatan Tengah 240 -- - - 4030
 14.Tabukan Selatan Tenggara 50- - - - 4 15
 15.Marore28 16 34 - - - 110
  Jumlah (Tahun 2010)8506,05 43 57 3939 5534 824 9820
  Jumlah (Tahun 2009)8168.5 256.2 39.85 3743.4 5538.48 1444.1610441.5
  Jumlah (Tahun 2008) 7903 5848 4.78 3737.85 5543.49 753.28 10084.25

No.KecamatanLokan Rumput Laut Cumi Teripang Udang Kembung Kerapu
 1.Tatoareng-- - - - - -
 2.Manginitu Selatan-- - - - - -
 3.Tamako- - - - 2 1 7.7
 4.Manganitu- - - - - - -
 5.Tahuna Timur-- 6.6 - - - 5
 6.Tahuna - - 0.8 - - - -
 7.Tahuna Barat- - - - - - -
 8.Kendahe- - 0.5- - - -
 9.Tabukan Utara-- - - - 1 -
 10.Nusa Tabukan 8100- 1050 200 - - -
 11.Tabukan Tengah- 1 - 1.5 0.5 - -
 12.Tabukan Selatan- - - - - - -
 13.Tabukan Selatan Tengah0.9 - 10.8 102 10.7 - 1
 14.Tabukan Selatan Tenggara- - - - 0.5 - -
 15.Marore-- - - 2.3 - -
 Jumlah (Tahun 2010)8100.9 1 1069 304 16 2 6
 Jumlah (Tahun 2009)8100 1 1055.55 201.5 5.3 2 6.1
 Jumlah (Tahun 2008)81000.1 1050.2 200.2 3.5 2 3.3
         
  Produksi Perikanan Darat (Ton)
 No.Kecamatan  DanauSungai Tambak Kolam Lainnya   
 1. Tatoareng-- - - -   
 2. Manganitu Selatan- - - - -   
 3. Tamako-- - 0.3 214   
 4. Manganitu-- - 1.5 -   
 5. Tahuna Timur- - - 4.22 -   
 6. Tahuna- - 1 3.8 -   
 7. Tahuna Barat- - 0.031 - -   
 8. Kendahe- 5 -2 -   
 9. Tabukan Utara- - - 0.542121.74   
 10. Nusa Tabukan- - - - -   
 11. Tabukan Tengah- 4.5 0.5 2.5 -   
 12. Tabukan Selatan-- - - -   
 13. Tabukan Selatan Tengah- -  1- -   
 14. Tabukan Selatan Tenggara- - - 0.3 -   
 15. Marore- - - - -   
  Jumlah (Tahun 2010)       
  Jumlah (Tahun 2009)       
  Jumlah (Tahun 2008)       
 *Sumber Data Profile Sangihe 2011

Wisata Budaya


UPACARA ADAT TULUDE TULUDE atau MENULUDE berasal dari kata :Suhude yang berarti tolak Tulude yang berarti hentar atau lepaskan Menulude berarti menghentar atau melepaskan Maksud Acara Adat MENULUDE ialah Memuja / Memuji DUATA / RUATA, Mengucap syukur atas perlindungan Genggonalangi, Memohon doa agar kehidupan mendatang itu dilindungi oleh Genggonalangi.

 Menulude adalah salah satu upacara adat Sangihe yang dilaksanakan pada setiap akhir bulan januari (31 Januari yang sekaligus merupakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe) untuk mensyukuri berkat Tuhan pada tahun lampau dan memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun baru. Dalam upacara ini perlu hadir sesepuh adat atau Pemerintah bersama seluruh rakyat. Adapun tata upacara menulude dimaksud adalah :

Upacara penjemputan para sesepuh adat (Pemerintah) Mendangeng sake (Sastra Daerah bermakna mempersilahkan tamu naik rumah adat) Menahulending Benua dan Pemerintah (Doa restu dan mohonpengampunan) Sasalamate (Syukuran dan pujian) Memoto Tamo (Pemotongan Kue Adat) Pesta rakyat dengan menampilankan atraksi kesenian daerah.

MUSIK OLI
Musik Oli merupakan musik tradisional Sangihe dan saat ini masih dimainkan oleh masyarakat di Desa Manumpitaeng Kecamatan Manganitu. Musik ini sering dipakai untuk mengiringi Tari Lide.
Musik Oli terdiri dari 5 jenis alat musik, yaitu Sasaheng, Oli, Arababu, dan Bandi (foto : Yayasan Sampiri)
       
MUSIK BAMBU
 Musik Bambu melulu merupakan kesenian yang sudah merakyat dan berkembang disemua Kecamatan dan menjadi sajian yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan. Adapun alat-alatnya terdiri dari : Suling (Suling kecil,sedang dan besar) Korno (korno sol-la, mi-fa, si-do) Bambu tengah (mi-fa, so-la) Trambone (so-la, mi-fa) Saksafon Trompet Bas Tambur Musik ini dapat membawakan semua lagu dengan segala irama.