Minggu, 28 Juli 2013

Wisata Budaya


UPACARA ADAT TULUDE TULUDE atau MENULUDE berasal dari kata :Suhude yang berarti tolak Tulude yang berarti hentar atau lepaskan Menulude berarti menghentar atau melepaskan Maksud Acara Adat MENULUDE ialah Memuja / Memuji DUATA / RUATA, Mengucap syukur atas perlindungan Genggonalangi, Memohon doa agar kehidupan mendatang itu dilindungi oleh Genggonalangi.

 Menulude adalah salah satu upacara adat Sangihe yang dilaksanakan pada setiap akhir bulan januari (31 Januari yang sekaligus merupakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe) untuk mensyukuri berkat Tuhan pada tahun lampau dan memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal hidup pada tahun baru. Dalam upacara ini perlu hadir sesepuh adat atau Pemerintah bersama seluruh rakyat. Adapun tata upacara menulude dimaksud adalah :

Upacara penjemputan para sesepuh adat (Pemerintah) Mendangeng sake (Sastra Daerah bermakna mempersilahkan tamu naik rumah adat) Menahulending Benua dan Pemerintah (Doa restu dan mohonpengampunan) Sasalamate (Syukuran dan pujian) Memoto Tamo (Pemotongan Kue Adat) Pesta rakyat dengan menampilankan atraksi kesenian daerah.

MUSIK OLI
Musik Oli merupakan musik tradisional Sangihe dan saat ini masih dimainkan oleh masyarakat di Desa Manumpitaeng Kecamatan Manganitu. Musik ini sering dipakai untuk mengiringi Tari Lide.
Musik Oli terdiri dari 5 jenis alat musik, yaitu Sasaheng, Oli, Arababu, dan Bandi (foto : Yayasan Sampiri)
       
MUSIK BAMBU
 Musik Bambu melulu merupakan kesenian yang sudah merakyat dan berkembang disemua Kecamatan dan menjadi sajian yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan. Adapun alat-alatnya terdiri dari : Suling (Suling kecil,sedang dan besar) Korno (korno sol-la, mi-fa, si-do) Bambu tengah (mi-fa, so-la) Trambone (so-la, mi-fa) Saksafon Trompet Bas Tambur Musik ini dapat membawakan semua lagu dengan segala irama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar