UPACARA ADAT TULUDE
TULUDE
atau MENULUDE berasal dari kata :Suhude yang berarti tolak Tulude yang
berarti hentar atau lepaskan Menulude berarti menghentar atau melepaskan
Maksud Acara Adat MENULUDE ialah Memuja / Memuji DUATA / RUATA,
Mengucap syukur atas perlindungan Genggonalangi, Memohon doa agar
kehidupan mendatang itu dilindungi oleh Genggonalangi.

Menulude
adalah salah satu upacara adat Sangihe yang dilaksanakan pada setiap
akhir bulan januari (31 Januari yang sekaligus merupakan Hari Ulang
Tahun Kabupaten Kepulauan Sangihe) untuk mensyukuri berkat Tuhan pada
tahun lampau dan memohon berkat serta pengampunan dosa sebagai bekal
hidup pada tahun baru. Dalam upacara ini perlu hadir sesepuh adat atau
Pemerintah bersama seluruh rakyat. Adapun tata upacara menulude dimaksud
adalah :
Upacara penjemputan para sesepuh adat (Pemerintah)
Mendangeng sake (Sastra Daerah bermakna mempersilahkan tamu naik rumah
adat) Menahulending Benua dan Pemerintah (Doa restu dan
mohonpengampunan) Sasalamate (Syukuran dan pujian) Memoto Tamo
(Pemotongan Kue Adat) Pesta rakyat dengan menampilankan atraksi kesenian
daerah.
MUSIK OLIMusik Oli merupakan
musik tradisional Sangihe dan saat ini masih dimainkan oleh masyarakat
di Desa Manumpitaeng Kecamatan Manganitu. Musik ini sering dipakai untuk
mengiringi Tari Lide.
Musik Oli terdiri dari 5 jenis alat musik, yaitu Sasaheng, Oli, Arababu, dan Bandi (foto : Yayasan Sampiri)
MUSIK BAMBU
Musik
Bambu melulu merupakan kesenian yang sudah merakyat dan berkembang
disemua Kecamatan dan menjadi sajian yang menarik untuk dinikmati oleh
wisatawan. Adapun alat-alatnya terdiri dari : Suling (Suling
kecil,sedang dan besar) Korno (korno sol-la, mi-fa, si-do) Bambu tengah
(mi-fa, so-la) Trambone (so-la, mi-fa) Saksafon Trompet Bas Tambur Musik
ini dapat membawakan semua lagu dengan segala irama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar