Kamis, 29 November 2012

Mikrobiologi



DERMATOFITOSIS
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin kulit  ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampaim stratum basalis.Penyebabnya adalah genus : Trichophyton, Epidermophyton, Microsporum.
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung ( alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ). Berdasarkan daerah infeksi  ada beberapa istilah yaitu :
- Tinea Capitis ( jamur yang menyerang daerah kepala )
- Tinea Barbae  ( menyerang daerah jenggot )
- Tinea Fasei ( menyerang pada muka )
- Tinea Cruris ( menyerang daerah pantat )
- Tinea Pedis ( menyerang kaki )
- Tinea unguium ( menyerang kuku )
- Tinea Corporis ( menyerang badan )
- Tinea interdigitalis  ( menyerang jari kaki, tangan )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDy29JjY63rA-W46D7nifUufaAo30g-LkIHTZvUZT61TKsiDBXuMKwYdleoaE4IFmk119Zkp7riI8lAf9iXKcWAS3my9MCqWs_WwrFIAejCVPgmKeNOsGud0AaVwuyFTODQ10mxpO7ylA/s200/Trichophyton+rubrum+1.jpg

GENUS TRICHOPHYTON
Secara Mikroskopik ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral, ditemukan makrokonidia berbentuk gada berdinding tipis terdiri dari 6 – 12 sel juga ditemukan  mikrokonidia yang bentuknya seperti tetes air. Secara makroskopik ditemukan koloni yang kasar berserbuk / radier pada bagian tengah menonjol. Contoh : Trichophyton mentagropytes.
Trichophyton rubrum
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNmFSZM-nnW_8SPcL_hi-9KrZhSlG-kHoFZjnaWYmVs1wlO82eIfknFpAwro9DoEvRqqXJAqMtTVJo8SQv5Vmu39dqHk8sG2-QfCpqD0B_hd8gSXmYkPLfLPHVXriO5duv4HeGS3vXtxo/s200/Trichophyton+rubrum.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaCREd1J8f1IIoYABHIdvVMQMKMQYpovZlULTNvq6fKK0JPfmSD0Mr06-6kdjAXHktQwSyBU8sY1wScmRz-3AXvyIbprIHXi892lZHiZrdMrQ-HiQBs0nDYX0515zlOBYrYfymgQ03RlA/s320/Trichophyton+rubrum+2.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvUwTxhLllYssUf85NjHpqodRVKNUjHnfSpovui1mRJBg87YcVllNnU3nfZsHSbye_rJ2ywlVBZoblPY75Qk8AxUBO2s__1-qIz3jAkzbD3b9fadYyJzUDrPdu6OSpyHnQHjllDqa0ezs/s320/Trichophyton+rubrum+3.jpg
GENUS MICROSPORUM
Genus Microsporum secara mikroskopik ditemukan hifa bersekat,Mikrokonidia.  Makrokonidia seperti gada dengan dinding  sel tebal dan berduri / kasar,  sel pada  makrokonidia terdiri dari 8 –12 sel.  Secara makroskopik koloni tampak granuler berserbuk. Contoh  : M. Cannis, M . gypseum. M.  nannum. M. Cokkei

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsPTi3pauwQnamWC90sjR4gtQqxVK9NZiMioi4G-E4bStOoKFQrkngEoMkbJGHEtMbqpLYywcXgdUN573f2I5LtBD0k8SwAz8in639wEhN3QvPfJ1zXpN4hKq46VhWVOPzFEJA8haZrxY/s320/mikologi1.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh91tkxWH1DDj5dBwjsXlEsGZUHQK8zTMsYvi-hhWDdEo9qmEY9v9Qqspm2wuuPqD4RzfkhPzCbnnlfIBuPVg8Kh0tnj7L2hElXV3ij0rgJiInoCRmlEvcuLlnv4rJOviUvuUqZeBm0mJ0/s320/mikologi.jpg

GENUS EPIDERMOPHYTON
Genus Epidermophyton secara mikroskopik tampak hifa bersekat, ditemukan  makrokonidia  berbentuk seperti gada berdinding halus mengandung 2 -  4 sel, ditemukan klamidospora.  Makrokonidia ini tersusun pada satu konidiophore 2–3 buah.Tidak ditemukan mikrokonidia.Secara makroskopik koloni epidermophyton tampak  granuler,berserabut,menonjol pada bagian tengah. Contoh : Epidermophyton flocosum
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWLwTieog_7LHFL0-WLJ7SI3APrYSa5X-nZmqYlfSIwWamA6xtTD1wjAyyXAwjdsqB_tUxDVjOVS8NdE38OnEzxU6H0CrkTywZhaNFQsquWQWvd-WpqKlyYIkP8Q8_Wj5xEIn44QtdvZ4/s200/Epidermophyton.jpg https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgztM7g-TooinlcVxhFgCv-3to4f-5-Q46JVQIMJjB4drsOz4dUUdNTr48CBmjXNEf3XAXpsO1joyxskJHIn_X0iNrKmPuWJ3d06Jtd1Y92l8FzSkKPHU703GRvRnVCyqpRQCkR_L812Bk/s320/Epidermophyton1.jpg


Candida albicans

Candida albicans
Candida albicans.jpg
Kerajaan:
Filum:
Upafilum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. albicans
Candida albicans
(C.P. Robin)
Berkhout 1923
Candida stellatoidea
Oidium albicans



Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam manusia. Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak tembus cahaya.Cendawan ini memiliki kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.

Dampak Candida bagi Kesehatan

Di dalam tubuh, Candida akan dikontrol oleh bakteri baik agar tetap berada dalam jumlah yang rendah dan seimbang. Bakteri baik dalam tubuh akan bekerja dengan cara memakan Candida. Sayangnya, antibiotik, pil pengontrol kehamilan, kortison, alkohol, sebagian besar makanan junk food, dan kemoterapi akan membunuh bakteri menguntungkan dalam tubuh (probiotik) sehingga menyebabkan jumlah Candida tidak terkendali. Saat pertumbuhannya berlebihan, Candida akan mengkolonisasi saluran pencernaan, berubah menjadi jamur, dan membentuk struktur seperti akar yang disebut rizoid. Struktur rizoid dapat menembus mukosa atau dinding usus, membuat lubang berukuran mikroskopik, dan menyebabkan racun, partikel makanan yang tidak tercerna, serta bakteri dan khamir dapat masuk ke alam aliran darah. Kondisi tersebut disebut sebagai sindrom kebocoran usus (leaky gut syndrome). Kebocoran pada dinding usus akan menyebabkan khamir seperti Candida dapat menyebar ke berbagai bagian tubuh, seperti mulut, sinus, tenggorokan, saluran reproduksi, jantung, dan kulit.
Cendawan ini dapat memproduksi etanol (alkohol) yang memiliki efek intoksifikasi dalam darah bila kadarnya terlalu tinggi. Etanol tersebut dihasilkan dengan cepat ketika Candida memiliki sumber makanan berupa gula putih dan beberapa produk tepung lainnya. Di dalam kondisi yang akut, etanol diproduksi berlebihan hingga liver tidak dapat mengoksidasi dan mengeliminasinya. Selain itu, Candida juga dapat menyebabkan masalah menstrual dan hipotiroid. Candida dapat memproduksi hormon estrogen palsu sehingga tubuh menangkap sinyal bahwa produksi estrogen sudah mencukupi dan harus produksi hormon tersebut dihentikan. Masalah lainnya adalah pengiriman sinyal ke tiroid yang membuat produksi tiroksin dihentikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar