Fusarium
Fusarium verticillioides
Kerajaan:
|
|
Upakerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Upafilum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
Fusarium
|
Fusarium
adalah salah satu genus
cendawan
berfilamen yang banyak ditemukan pada tanaman dan tanah
Spesies
Genus ini
terdiri dari 20 spesies yang di
antaranya meliputi:[2]
Berbagai spesies Fusarium
tersebut dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan tanaman karena infeksi dan mikotoksin
yang dihasilkannya
Karakteristik
Golongan Fusarium dicirikan dengan struktur tubuh
berupa miselium
bercabang, hialin, dan bersekat (septat)
dengan diameter 2-4 µm.[3]
Cendawan ini juga memiliki struktur fialid yang berupa monofialid
ataupun polifialid dan berbentuk soliter ataupun merupakan bagian dari sistem
percabangan yang kompleks.[4] Reproduksi aseksual
cendawan ini menggunakan mikrokonidia yang terletak pada konidiospora yang
tidak bercabang dan makrokonidia yang terletak pada konidiospora bercabang dan
tak bercabang.[4]
Makrokonidia dibentuk dari
fialid, memiliki struktur halus serta bentuk silindris, dan terdiri dari 2 atau
lebih sel yang memiliki dinding sel tebal.[4]
Sedangkan mikrokonidia yang dihasilkan
umumnya terdiri dari 1-3 sel, berbentuk bulat atau silinder, dan tersusun
menjadi rantai atau gumpalan.[4]
Patogenisitas.
Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada
tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar yang menyerang gandum di berbagai
belahan Eropa, Amerika,
dan Asia hingga
menjadi epidemik dan mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen.[5]
Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium ini umumnya disebut sebagai Fusarium
head blight (FHB) atau scab dan dipengaruhi oleh kelembaban udara
yang berlebihan pada musim tertentu.[5]
FBH dapat diatasi dengan penggunaan benih tanaman gandum transgenik yang resisten
terhadap FBH.[5]
Umumnya ada dua tipe tanaman resisten FBH, yaitu tanaman yang resisten terhadap
penetrasi Fusarium dan tanaman yang resisten terhadap penyebaran Fusarium
di dalam jaringan tubuhnya.[5] Beberapa
spesies Fusarium, terutama F. sambucinum dapat
menyebabkan busuk pada umbi kentang.[6]
Gejala dari pembusukan ini adalah permukaan kentang menjadi keriput atau cekung
ke dalam dan jaringan internalnya berwarna coklat serta membusuk.[6]
Penyakit ini dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan dan desinfeksi alat-alat pemanenan
dan menyimpan hasil panen pada tempat dengan humiditas yang tidak terlalu
tinggi.[6]
Fusarium juga dapat menyebabkan pembusukan pada biji jangung yang biasanya dikarenakan F. graminearum.[7]
Penyakit lain yang dapat diakibatkan oleh Fusarium adalah kelayuan atau
disebut Fusarium wilt disease, contohnya Fusarium oxysporum f.
sp. Cucumerinum J. H. Owen yang menyerang tanaman mentimun.[8]
Penyakit ini ditandai dengan nekrosis pada jaringan tanaman
dan diikuti dengan kelayuan daun akibat invasi patogen pada jaringan vaskular
tanaman hingga terjadi kematian dalam beberapa hari atau minggu.[8]
Penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk bioorganik dan
senyawa kimia antifungi.[8]
Fusarium dapat menginfeksi manusia dan hewan secara aerosol
(melalui udara) apabila inang menghirup konidia dari cendawan patogen
tersebut.[4]
Cara lain penyebaran cendawan ini adalah melalui infeksi nosokomial dari pembuangan limbah air
atau tanaman di rumah sakit maupun melalui membran
mukosa manusia.[4]
Spesies yang umum menyerang manusia adalah F. solani, F. oxysporum,
dan F. moniliforme yang menyebabkan infeksi invasif dan superfisial pada manusia.[9]
Cendawan ini dapat menyerang individu dengan sistem imun
rentan (imunospresif) maupun imunokompeten.[1]
Individu dengan imunitas normal dapat terserang keratitis yang menyebabkan
infeksi lokal pada kornea,
kulit, dan kuku.[1]
Umumnya, inang imunokompeten akan terserang infeksi Fusarium yang
terlokalisasi pada bagian tertentu, contohnya peritonitis,
onikomikosis, infeksi tulang,
dan endoftalmitis.[1][2]
Apabila menyerang inang imunosupresif maka infeksi yang terjadi biasanya
bersifat menyebar, seperti infeksi sistem saraf pusat, pneumonia, sinusitis, abses otak, dan
lain-lain.[2]
Untuk mengobati infeksi Fusarium, dapat digunakan senyawa antifungal
berupa voriconazole dan posaconazole.[4]
Sementara itu, khusus untuk infeksi yang menyebar, dapat dilakukan transplantasi
sumsum
tulang kepada penderita sebagai langkah pengobatannya.[10]
Manfaat
Salah satu spesies Fusarium, yaitu F. venetatum merupakan
bahan pangan kaya protein
yang dikonsumsi manusia sejak tahun 1960-an.[11]
Di Eropa dan Amerika
Serikat, F. venetatum telah diproduksi sebagai sumber mikoprotein
dan diperdagangkan dengan merek Quorn.[11]
Golongan Fusarium non-patogen diketahui dapat dimanfaatkan untuk
melindungi tanaman tertentu dari serangan cendawan lain.[12]
Salah satu contohnya adalah tanaman selada (Lepidium
sativum) yang terlindung dari cendawan Pythium ultimum
karena adanya sintesis senyawa fungitoksik berupa benzil isotiosianat dengan bantuan enzim mirosinase dari spesies Fusarium
patogen.[12]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar